Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Kartini: Pembaca Zaman

Film yang mengusung nilai sejarah apabila tanpa melalui riset mendalam dan panjang cenderung akan kehilangan makna. Percaya atau tidak, bisa Anda buktikan sendiri. Apalagi bercerita tokoh yang sudah terkenal di masyarakat, yang terjadi adalah menimbulkan berbagai spekulasi. Prediksi dan ekspektasi sedikit banyak akan mempengaruhi bagaimana respon ketika menonton film tersebut. Kali ini saya akan sedikit memberikan pemaknaan tentang film yang baru tayang dan baru saja saya tonton yaitu Kartini. Saya yakin sudah banyak yang memberikan ulasan mengenai film ini. Ibu kita Kartini dan harum namanya sering menjadi bahan obrolan santai di sekitar kita. Legacy Pictures yang kali ini giliran memproduksi film Kartini dengan deretan nama sineas populer di industri perfilman Indonesia. Sekedar informasi dan kalau tidak salah karena keterbatasan pengethuan saya tentang film, Kartini sudah diproduksi di layar lebar sebanyak 3 kali. Pertama, era 1984 dengan judul R.A. Kartini, kemudian tahun 2016 d

Port of Love

Satu lagi film bergenre drama dan ada sisi petualangannya. Namun film ini juga lebih menonjolkan tentang feminism, film apakah itu? Port of love .. Yak, labuan hati karena di setiap labuan punya cerita begitulah judul dan tagline-nya. Dari judulnya saja sudah terlihat dramanya, pastilah gak jauh-jauh dari kisah yang sendu, syahdu, rindu, dan uu uu yang lainnya.  Film garapan Lola Amaria Production ini berdurasi 96 menit, Mbak Lola Amaria sepertinya mencurahkan segala kemampuannya merangkap produser dan sutradara. Penulisan Naskah dibantu oleh Titien Wattimena yang juga menggarap genre sama dalam Salawaku. Film ini mencoba mengangkat kisah 3 wanita dengan karakter yang berbeda ditambah permasalahan hidup mereka. Muncul pula 1 peran pria yang terlibat dalam kerumitan tersebut. Begini ringkasan kisahnya. Film bercerita tentang Bia (Kelly Tandiano), Indi (Nadine Chandrawinata), dan Maria atau kerap disapa Mar (Ully Triani). Tiga wanita cantik ini dipertemukan dengan seorang instruk

Review Film : Salawaku

 Film itu sebuah karya maka cara mengukur kualitasnya tidak lain dari penerimaan masyarakat, kalau bagus diterima kalau jelek ya sudah bersiap-siap saja tidak mendapatkan apresiasi publik. " Begitupun dengan review ini.. hhe" Ukurannya sesederhana itu saja sehingga sineas-sineas yang ada di lingkup aktvitas festival biasannya lebih bebas berekspresi lantaran ia tidak terikat dengan pesanan pihak tertentu atau terpengaruh genre di pasaran. Ibaratnya dengan budget minim pun film akan tetap dibuat. Keunggulan film akan jelas tampak pada sisi originalitas dan kekhasan makna yang ingin disampaikan.  Beberapa bulan lalu saya menyempatkan nonton film Salawaku. Salah satu film bergenre drama dan petualangan. Film salawaku merupakan film garapan rumah produksi Kamala Film Production dan disutradarai oleh Pritagita Arianegara. Durasinya hanya 82 menit, naskah ditulis oleh Iqbal Fadly dan Titien Watimena.  Kesan saya terhadap film ini berbeda antara melihatnya di festival dan