Persamaan itu hanya menyama-nyamakan atau benar-benar membuat sederajat? Bolehkah dalam persamaan ada bagian yang tidak sama? Pertanyaan-pertanyaan ini kadang muncul di wilayah emansipasi. Emansipasi dalam arti-arti yang terpaku urusan gender. Dalam konteks matematis ada namanya persamaan kuadrat. Persamaan kuadrat disusun dari akar-akar persamaan kuadrat. Akar-akar menduduki nilai peubah yang memenuhi persamaan kuadrat tersebut. Hanya seperti itukah persamaan dalam hal gender selama ini. Bahwa perempuan menduduki akar-akar persamaan kuadrat dalam memenuhi nilai yang sama dengan laki-laki sebagai analogi persamaan kuadrat. Gender sebenarnya menunjukkan apa? Mengapa harus menuntut persamaan? Gender jika dilihat dari maknanya merujuk pada hubungan sosial yang berdasar deferensi seksual. Maka jelas adanya pembeda laki-laki dan ada perempuan. Tentu keduanya memiliki peran dan kodrat masing-masing. Namun pola hubungan keduanya tidak saja pada unsur kebutuhan biologis seksualitas semat