Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Jagongan

Bercakap-cakap dengan kerabat, sanak famili, teman sejawat, dan tetangga dekat menjadi kebiasaan yang menyenangkan. Suasana yang terbangun umumnya cenderung hangat dan akrab. Obrolan sederhana sampai yang tidak masuk akal jadi hiasan-hiasan rembug . Makan tidak makan asal kumpul itulah jagongan. Kalaulah ada wedang atau minuman itulah simbolik sebagai wedang “ngawekani kadang” yaitu merawat paseduluran. Belakangan ini jagongan diistilahkan sebagai diskusi, seminar, kuliah umum, workshop , debat, kajian, sidang, menghadiri perayaan dan lain sebagainya. Istilah-istilah itu tak lebih sebagai aturan main yang berkembang, tafsiran-tafsiran dari suatu kelompok masyarakat, kebenarannya ya tetap jagongan . Kalau dipikir-pikir budaya kebiasaan jagongan ini identik dengan masyarakat kita. Hanya saja ada keunikan terjadi saat ini. Strata dan status sosial dalam kehidupan bermasyarakat telah berubah. Sumber-sumber informasi mudah didapatkan sehingga berpengaruh mewarnai isi jagongan yan

Kang Mudek dan Noni-Noni Belanda

Gangster-gangster  banyak diceritakan saling berebut kekuasaan dan bentuk-bentuk perilaku buruk. Sebenarnya gangster hanyalah sebuah bentuk interaksi-interaksi yang membentuk sikap mengelompok. Gang terkuat yang berhak atas segala potensi lingkungannya dengan sebebas-bebasnya. Jika ada yang mencoba menghalangi, mempersulit, atau bahkan menegur gang terkuat maka anggota kelompok gang tersebut tidak akan tinggal diam. Penghancuran, pelemahan, dan segala bentuk intimidasi dilakukan. Tetapi tidak perlu dikhawatirkan gang sekejam cerita itu hanya ada di film-film dengan kreasi-kreasi sang sutradara. Kalaulah ternyata kita saat ini sedang menjumpai bentuk-bentuk kekejaman atau keadaan-keadaan yang menjadi semakin dipersulit, mungkinkah ada side effect sebuah dominasi kekuatan gangster . Akankah kekuatan-kekuatan sebuah paguyuban, patembayan, ormas, organisasi politik, sosial, maupun pemerintahan yang mengarah pada tabiat kegangsterannya. Tak jarang kita jumpai saling menjatuhkan, me

His..story...

Sejarah tak lain berupa hidup dan kehidupan itu sendiri. Hidup bisa disinonimkan dengan kata hayyu. Kok, namanya sejarah tidak disebut istilah hayyu saja? Istilah sejarah sendiri berawal dari kata berbahasa arab syajaratun yang berarti pohon. Pohon tak bisa terpisahkan dari kayu keduanya memenuhi syarat sebagai bagian dari saling. Setiap pohon berkayu dan kayu adalah pohon.  Jadi, penulis perkirakan awalnya untuk menjelaskan peristiwa hidup dan kehidupan yang terjadi pada waktu lampau disebutnya hayyu . Hayyu dimudahkan menjadi istilah kayu.  Hayyu dan kayu mengklaim kebenaran istilah masing-masing. Pada akhirnya kompromi diantara kedua kelompok tersebut menunjuk pada pilihan syajaratun yang otomatis mudah diterima kalangan hayu dan kayu. Kelompok hayyu terwakili dengan istilah pohon yang menggambarkan kompleksitas hidup. Di lain pihak kelompok kayu menerima syajaratun sebagai istilah pengganti kata kayu. Penjabaran tadi hanya karangan saya sendiri. Karangan itu sekaligus ju

Memahami Budaya

Ternyata memahami budaya itu gampang-gampang susah. Termasuk membedakan yang mana budaya yang mana bukan. Saking rumitnya kadang dianggap saja apa-apa yang disukai khalayak itu jadi budaya. Manusia itu satu sama lainnya unik dan berbeda. Perbedaan yang khas itu akhirnya kita kenal sebagai individu tetapi antar-individu ini ada ketergantungan. Ketergantungan bersama yang akhirnya jadi kebiasaan dan menunjukkan ciri khas maka jadilah budaya. Setiap komunal dalam skala budaya itu pasti punya kekhususan misal bahasa, garis keturunan suku bangsa, benda-benda hasil karya, maupun tata kehidupan. Maka melihat dengan kacamata budaya itu berarti berpikir holistik. Kesalahan kita terkadang terjadi etnosentrisme yang tak terkendali. Tidak saja memandang budaya sendiri sebagai yang paling baik tetapi juga menelaah budaya lain dengan kacamata budaya sendiri. Akibatnya tidak dipungkiri terkadang menjadi permasalahan ketika ada dalam keadaan sulit menerima orang dengan kebiasaan yang berbeda. P