Bercakap-cakap dengan kerabat, sanak famili, teman sejawat, dan tetangga dekat menjadi kebiasaan yang menyenangkan. Suasana yang terbangun umumnya cenderung hangat dan akrab. Obrolan sederhana sampai yang tidak masuk akal jadi hiasan-hiasan rembug . Makan tidak makan asal kumpul itulah jagongan. Kalaulah ada wedang atau minuman itulah simbolik sebagai wedang “ngawekani kadang” yaitu merawat paseduluran. Belakangan ini jagongan diistilahkan sebagai diskusi, seminar, kuliah umum, workshop , debat, kajian, sidang, menghadiri perayaan dan lain sebagainya. Istilah-istilah itu tak lebih sebagai aturan main yang berkembang, tafsiran-tafsiran dari suatu kelompok masyarakat, kebenarannya ya tetap jagongan . Kalau dipikir-pikir budaya kebiasaan jagongan ini identik dengan masyarakat kita. Hanya saja ada keunikan terjadi saat ini. Strata dan status sosial dalam kehidupan bermasyarakat telah berubah. Sumber-sumber informasi mudah didapatkan sehingga berpengaruh mewarnai isi jagongan yan