Langsung ke konten utama

Balada Rakyat Jelata (Aku Anak Indonesia)



     Indonesia sebuah negeri yang elok dengan berjuta keindahan hayati dan keragaman budaya. Negeri dengan 2 juta penduduk dan 17 ribu pulau yang terikat dalam sebuah pedoman Bhineka Tunggal IKa.

     Kita semua sama karena kita semua adalah saudara dalam sebuah kebesaran negara. Perasaan bangga akan memiliki sebuah negeri, rasa cinta tanah air akan selalu tersimpan kuat dalam jiwa. Generasi muda Indonesia yang tertanam dalam dirinya perasaan memiliki dan kebanggaan akan negerinya Indonesia Raya di masa yang datang akan terwujud menjadi bangsa yang kuat. "Beri aku 10 pemuda maka aku akan mengguncang dunia" itulah salah satu bentuk ungkapan proklamator kita Ir. Sukarno. Pernahkah terbayang dalam pemahaman abstrak betapa kuat goncangan itu jika seluruh rakyat Indonesia dapat bersatu.

     Indonesia tak butuh kritik yang menjatuhkan, pendapat, yang melemahkan dan cemooh yang tak berarti. Indonesia sekarang ini butuh kerja nyata dari seluruh komponen bangsa. Jika anda anak Indonesia, apakah yang sudah kau berikan untuk negerimu ini??? Memang bukan sebuah perjuangan kemerdekaan seperti pahlawan yang harus kita berikan. Sekarang adalah saatnya bagaimana menjaga negeri ini dan ikut serta membangun negara ini. Lakukan perbuatan positif dari berbagai bidang yang kita tekuni. Di tengah keterbatasan seperti ini apapun masih bisa kita perbuat dengan kita membulatkan niat dan tekad untuk mengubah keterbatasan itu menjadi kemampuan. Jangan gunakan materimu untuk bersenang-senang demi kepuasan individu ingatlah saudara-saudaramu yang membutuhkan itulah salah satu wujud kecil sumbangan untuk bangsa. 

     Tinggalkan perbuatan yang hanya akan semakin merusak kepribadian dan melemahkan setiap individu. Budaya-budaya yang tidak sesuai dengan pedoman kita Pancasila adalah hal yang akan membuat semakin terpuruk negeri ini. Bukan saatnya untuk saling menyalahkan akan tetapi carilah sebuah kesalahan yang ada dalam diri masing-masing kemudian segera mungkin perbaiki. Sebuah contoh prilaku akan lebih baik daripada 1000 nasihat. Mengkritik dan mengkoreksi itu baik namun akan lebih baik jika kita melaksanakan juga kritik dan koreksi itu sebagai kontrol diri. 

"GENERASI MUDA INDONESIA ADALAH GENERASI DENGAN MASA DEPAN CERAH"

 




 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngelmu dan Ilmu

Ngelmu dan ilmu dalam sudut pandang masyarakat jawa memiliki perbedaan yang mendasar. Walaupun dalam keseharian kita memahami keduanya menujuk pada makna yang sama. Ngelmu terkadang dipandang sebagai sesuatu yang memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan ilmu. Barangkali belum banyak yang memahami mengenai istilah ngelmu atau malah salah paham dengan istilah tersebut. Beberapa pendapat ahli juga menyatakan ngelmu adalah hasil gubahan pengaruh Bahasa Arab yang sama bermakna ilmu karena di Jawa sebelumnya menggunakan istilah kawruh . Hal ini berkaitan dengan tata bahasa jawa baru tetapi ngelmu dan ilmu akan saya coba kupas denga sudut pandang jawa yang lain. Sekitar satu tahun yang lalu teman kuliah sekaligus rekan diskusi saya pernah bercerita hal yang tidak biasa. Namanya Sarwono. Semenjak saya mengenalnya memang orang yang nuwani dalam bertutur dan bertingkah laku. Suatu malam saat kami ngopi bersama sambil diskusi ia menanyakan tentang permasalahan pendidikan yang...

Nasihat Pendidikan Orang Jawa

    Sekarang ini teori-teori pendidikan dapat dengan mudah kita cari. Media cetak tidak terbatas bahkan jika berbicara media elekronik dengan pointer, sentuhan jari, dan isyarat kata saja puluhan bahkan ribuan susunan kalimat dari para ahli dapat kita baca. Sebut saja Ki Hadjar Dewantara, putera bangsa perintis pendidikan Indonesia dengan teori trikon (kontinyu, konvergen, konsentris) yang sangat visioner. Nama-nama pencentus pendidikan revolusioner seperti John Dewey, Freire, Michael Fullan yang notabene bukan orang pribumi tetapi teorinya menjadi rujukan di Indonesia. Fakta yang cukup mengagetkan adalah kita lebih senang mengadopsi pandangan atau paham-paham pendidikan yang sumbernya malah bukan dari bangsa sendiri. Memang sah – sah saja apabila kita berbicara dan berusaha menerapkan teori yang berasal dari praktisi pendidikan asing dalam dunia pendidikan kita. Akan tetapi sebagai orang Indonesia, bukankah lebih sesuai dengan hasil pemikiran bangsa sendiri. Kalaupu...